Kapolri Duga Para Penyebar Hoaks Penyerangan Ulama Saling Terkoneksi  

  • Sabtu, 03 Maret 2018 - 22:29:57 WIB | Di Baca : 1327 Kali

SeRiau - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menduga ada oknum yang sengaja mendesain hoaks kasus-kasus penyerangan ulama. Menurutnya, ada indikasi keterlibatan antar satu kelompok dengan kelompok lain terhadap hoaks yang meresahkan publik itu.

Hal itu diungkap Tito saat menghadiri acara Silaturahmi bersama Pimpinan Pusat Persatuan Tarbiyah-Perti hari ini. Tito mengaku hingga saat ini kepolisian masih berusaha mengungkap seluruh dugaan tersebut. 

"Di lapangan, ada koneksi antar satu kasus dengan kasus ini yang didesain pihak tertentu. Ini belum kita temukan," kata Tito di SMK Islam Perti, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (3/3).

Sejumlah kelompok yang diduga saling terintegrasi itu, lanjut Tito, menyebarkan hoaks yang mereka buat secara sistematis di media sosial. "Nah di udara (dunia maya) ini dirangkai, secara masif dan sistematis sehingga ramai di media sosial, adanya penyerangan yang dengan mengkambing hitamkan kelompok tertentu," papar Tito.

Sementara itu dari hasil penyelidikan polisi sejauh ini, Tito menyebut dari 45 hoaks penyerangan ulama yang menyebar di media sosial, hanya tiga informasi penyerangan yang benar yang terjadi. Semua tersangka sudah ditangkap dan diperiksa kejiwaannya.

"Korbannya adalah ulama, atau pengurus masjid, di Jawa timur satu, di Jawa Barat dua. Tersangka semua ditangkap. Didalami ada gangguan kejiwaan sudah diperiksa, semua gangguan kejiwaan," ucap Tito.

"Peristiwa ini peristiwa sepintas, tapi di media sosial dibumbui," tambahnya. 

Tito menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah memeriksa sedikitnya 4 dari 45 macam hoaks penyerangan ulama. "Ini ada empat kasus, Cicalengka, Ciamis, kemudian Kediri dan terakhir di Balikpapan. Keempatnya telah direkonstruksi semua," ucapnya.

"Semuanya mengaku bahwa peristiwa itu tidak ada. Peci disobek, sorban disobek seolah diserang dengan parang. Ada peristiwa penyerangan, penganiayaan, tapi korban bukan ulama tapi dikatakan oleh media sosial pelakunya itu ulama," pungkas Tito.

sumber kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar